Recent News

Polres Pamekasan, Jawa Timur, membubarkan puluhan mahasiswa


KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN Rumah Ketua KPU Pamekasan dirusak warga menjelang penetapan pasangan calon bupati dan wakil bupati Pamekasan pada Pilkada 9 Januari 2013 mendatang. PAMEKASAN, KOMPAS.com - Polres Pamekasan, Jawa Timur, membubarkan puluhan mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi ke rumah Ketua Komisi Pemilihan Umum Pamekasan, Muhammad Ramli, Minggu malam. Aksi mahasiswa itu dilakukan dadakan paska KPU Pamekasan menetapkan nomor urut pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan yang akan bersaing di Pilkada 9 Januari 2013 mendatang. Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chandarusman saat dikonfirmasi Kompas.com mengatakan, aksi itu memang tidak mengantongi ijin sehingga harus dibubarkan. Apalagi aksi itu dilakukan bersamaan dengan waktu salat magrib. "Beruntung aksinya tidak sempat ada kejadian yang mengarah ke tindakan anarkis seperti kejadian sebelumnya yang dilakukan ratusan warga yang merusak pintu dan mengancam akan melakukan pembakaran," kata Nanang, Minggu (18/11/2012). Sementara itu Abdus Shomad, warga Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, yang melintas di depan rumah ketua KPU Pamekasan di Jalan Panglegur mengatakan, aksi yang dilakukan mahasiswa itu memblokade jalan sisi timur menuju arah Surabaya. Blokade jalan itu sempat mengganggu kendaraan dari arah utara. "Mereka berorasi menuntut KPU agar mencabut keputusannya yang sudah meloloskan dua pasangan calon yakni Kholilurrahman-Masduqi, Anwari Kholil-Halili. Kalau keputusan itu tidak dicabut mahasiswa akan menggelar aksi susulan yang lebih besar ke rumah ketua KPU Pamekasan," kata Abdus Shomad. Aksi ini menuai protes dari warga sekitar rumah ketua KPU Pamekasan. Sebab aksi itu mengganggu warga yang sedang salat maghrib. "Demo kok jamnya maghrib, apa mahasiswa itu tidak ada pekerjaan lainnya dan tidak berfikir kalau akan mengganggu warga," kata Sulaiha, tetangga rumah ketua KPU. Sementara ketua KPU Pamekasan sendiri bersama anggota keluarga lainnya sudah beberapa hari tidak pernah pulang ke rumahnya. Pasalnya keselamatan ketua KPU dan keluarganya terancam oleh pendukung yang merasa tidak puas dengan beberapa keputusan KPU selama ini. (Kompas.com)
Share on Google Plus

0 komentar: